- Back to Home »
- Mengenai Prodept »
- Mengenai Gingerangers Project
Posted by : Unknown
Jumat, 20 Juni 2014
Gingerangers Project adalah
program yang diadakan oleh divisi
project IAAS LC-UNDIP sebagai dasar
dan acuan pelaksaan
program-program pengembangan berbasis pemberdayaan masyarakat
melalui usaha pertanian dan agrowisata. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu
ataupun berkelompok. Untuk menjaga keefektifan dan keefisienan program ini, prioritas
utama dari masyarakat adalah mereka yang berprofesi sebagai petani dan profesi terkait.
Gingerangers Project akan diadakan di Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jangka waktu pelaksanaan program dibatasi sesuai dengan tahun kepengurusan Project Departement IAAS LC-UNDIP, yaitu satu tahun. Namun tidak menutup kemungkinan kegiatan tersebut akan dilanjutkan pada periode kepengurusan selanjutnya. Program kerja dibagi menjadi dua tema utama, yaitu :
Gingerangers Project akan diadakan di Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jangka waktu pelaksanaan program dibatasi sesuai dengan tahun kepengurusan Project Departement IAAS LC-UNDIP, yaitu satu tahun. Namun tidak menutup kemungkinan kegiatan tersebut akan dilanjutkan pada periode kepengurusan selanjutnya. Program kerja dibagi menjadi dua tema utama, yaitu :
1. Pengentasan kemiskinan melalui budidaya jahe
Menanam jahe
sudah merupakan tradisi turun-temurun di Desa Gemawang. Namun hal tersebut
masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan warga dikarenakan banyak hal,
salah satunya adalah, masih dilakukan dengan cara tradisional. Menyadari hal
tersebut, Bambang Sugoro–selaku tokoh desa dan mantan kepala desa periode
2002-2014–memperkenalkan inovasi baru penanaman jahe yang dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas panen jahe. Selain itu, metode tersebut dapat
menciptakan efisiensi pada penggunaan lahan pertanian karena memungkinkan untuk
menanam jahe di pekarangan rumah.
Sosialisasi
inovasi baru penanaman jahe kepada masyarakat Desa Gemawang dilakukan dengan
membentuk kelompok tani yang diberi nama Empon
Wangi yang beranggotakan dua puluh warga Desa Gemawang. Harapannya setelah
kelompok tani Empon Wangi sukses
mengadopsi inovasi penanaman jahe tersebut, masyarakat Desa Gemawang secara
luas akan tergerak untuk mengadopsi hal yang serupa sehingga dapat meningkatkan
pendapatan perkapita warga. Dari peningkatan pendapatan tersebut, diharapkan
kesejahteraan masyarakat akan terangkat dan mampu mengakses kebutuhan dasar
manusia, seperti pendidikan dan kesehatan. Untuk membantu sosialisasi Empon Wangi kami mengadakan Bimbingan Belajar Gemawangi (BBG) yang diadakan setiap hari Minggu dimana kami mencoba menginspirasi siswa kelas 5-6 SD di Desa Gemawang lewat mata pelajaran matematika. Hal tersebut kelak diharapkan dapat mendekatkan Gingerangers Project kepada tiap orangtua siswa sehingga memudahkan sosialisasi penanaman jahe dengan metode polybag.
Untuk membiayai seluruh kegiatan Project Departement, kami juga berinovasi pada pengembangan produk olahan jahe. Kami menyadari akan sangat disayangkan apabila dapat memproduksi jahe dengan kualitas dan kuantitas yang baik untuk kemudian dijual tanpa nilai tambah. Dengan bekerja sama dengan wirausahawan produk olahan jahe terkait, kami menjual produk olahan jahe kepada masyarakat uumum dengan mahasiswa sebagai segmen utamanya.
Untuk membiayai seluruh kegiatan Project Departement, kami juga berinovasi pada pengembangan produk olahan jahe. Kami menyadari akan sangat disayangkan apabila dapat memproduksi jahe dengan kualitas dan kuantitas yang baik untuk kemudian dijual tanpa nilai tambah. Dengan bekerja sama dengan wirausahawan produk olahan jahe terkait, kami menjual produk olahan jahe kepada masyarakat uumum dengan mahasiswa sebagai segmen utamanya.
2. Desa
Gemawang sebagai desa agrowisata
Desa Gemawang merupakan Desa Vokasi pertama di Indonesia, yang ditentukan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2PNFI) Regional II Jawa Tengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pendidikan keterampilan vokasional, dengan salah satu pertimbangannya adalah memiliki potensi keunggulan komparatif lokal dan kemauan masyarakat untuk maju dan meningkatkan kesejahteraan.
Desa Gemawang merupakan Desa Vokasi pertama di Indonesia, yang ditentukan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2PNFI) Regional II Jawa Tengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pendidikan keterampilan vokasional, dengan salah satu pertimbangannya adalah memiliki potensi keunggulan komparatif lokal dan kemauan masyarakat untuk maju dan meningkatkan kesejahteraan.
Terdapat
beberapa kelompok usaha di Desa Gemawang yang dapat dijadikan objek wisata
pendidikan diantaranya adalah kelompok usaha madu lebah, batik Gemawang,
pertanian perintis, kopi bubuk, boga, pasta indigo (bahan untuk membatik
berkualitas tinggi), ternak kelinci, jamur, dan alat permainan edukatif.
Diharapkan kelompok usaha tersebut dapat menjadi objek wisata yang mendukung
keindahan alam Desa Gemawang yang sebagian besar berupa sawah, gunung, dan
sungai. Bekerja sama dengan departemen Exchange Program (EXPRO) IAAS-LC UNDIP, kami berupaya membuat Desa Gemawang sebagai salah satu desa dengan potensi Agrowisata yang dikenal baik dalam maupun luar negeri